Thursday, May 17, 2007

Sari Buah dan Sayuran…

Sari Buah dan Sayuran…

Rien Kuntari

Harus diakui, meningkatnya akumulasi dan kualitas persoalan dewasa ini berdampak langsung pada perubahan pola hidup manusia. Seolah bisa ditebak, kondisi itu pun berakibat pada kesehatan tubuh. Tak ada cara lain untuk mengatasi hal itu kecuali kembali pada pola hidup dan pola makan seimbang.

Terutama kesediaan untuk lebih memasukkan unsur buah dan sayur ke dalam pola makan. Penelitian terakhir menyebutkan, segelas sari buah atau sayur yang dikonsumsi secara teratur, minimal tiga kali seminggu, mampu mengusir berbagai jenis penyakit, termasuk alzheimer.

Penelitian itu muncul dalam jurnal AS, American Journal of Medicine, awal September lalu. Adalah Dr Qi Dai, ahli dari Universitas Vanderbilt, yang sangat tertarik untuk melihat lebih dalam tentang manfaat sari buah dan sayur tersebut. Ia kemudian bergabung dengan Proyek Kame, sebuah lembaga pengkajian yang cukup prospektif di Jepang. Mereka memfokuskan penelitian pada populasi yang hidup di Hiroshima, Jepang, Oahu, Hawaii, dan area metropolis Seattle, AS.

Penelitian itu melibatkan lebih dari 2.000 subyek dan dilakukan selama hampir 10 tahun. Diperoleh kesimpulan, subyek yang mengonsumsi sari buah dan sayur secara teratur, lebih dari tiga kali seminggu, risiko terkena alzheimer menurun hingga 76 persen.

Adapun bagi mereka yang mengonsumsi jus atau sari buah hanya sekali atau dua kali seminggu, risiko terkena alzheimer turun sekitar 16 persen. Walau begitu, angka itu jauh lebih bagus dibandingkan dengan mereka yang sama sekali tidak mengonsumsi jus atau sari buah dan sayur tersebut.

Sangat kaya polyphenol

Pertanyaan kemudian muncul, bagaimana sebenarnya kaitan sari buah dan sayur dengan alzheimer? Memang tak mudah menjawab pertanyaan itu. Namun, yang pasti, beberapa penelitian menunjukkan, buah dan sayur sangat kaya kandungan anti-oksidan sangat kuat yang disebut polyphenol.

Sementara itu, beberapa penelitian terakhir menunjukkan, penyakit bio-kimia seperti alzheimer berkaitan erat dengan terakumulasinya gumpalan protein beta-amyloid di dalam otak. Dan, proses akumulasi ini sangat dikendalikan oleh hidrogen peroksida kimia.

Polyphenol atau anti-oksidan sangat kuat yang terkandung dalam buah dan sayur mampu menghambat proses akumulasi tersebut. Dengan pemahaman itu, Qi Dai dengan tegas mengatakan, polyphenol sangat mampu mencegah alzheimer, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit ini.

"Kami menemukan bahwa minum jus buah dan sayur sesering mungkin, terkait erat dengan menurunnya risiko terkena alzheimer," kata Dr Qi Dai dalam artikel tersebut. "Penemuan ini memang masih baru, tetapi jelas bahwa sari buah dan sayur memainkan peranan penting dalam mencegah serangan alzheimer," lanjutnya.

Pencegahan itu dilakukan dengan menetralkan dampak perusakan yang terjadi akibat radikal bebas. Uji coba yang dilakukan pada serangkaian hewan menunjukkan, polyphenol dari sari buah dan sayur memiliki daya proteksi lebih kuat pada sel-sel saraf dalam melawan H (radikal bebas). Selain itu, sari buah dan sayur memiliki protein anti-oksidan lebih banyak dibandingkan vitamin E dan C.

Qi Dai mengatakan, penelitian ini memang dilakukan dengan mayoritas subyek dari Asia. Karena itu, hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi populasi Asia. Walau begitu, lanjutnya, hasil penelitian ini tetap bisa diterapkan pada semua populasi.

Sebagai terapi

Di tengah ingar-bingar "kampanye" makanan asing di Indonesia, sebagian masyarakat justru mulai gencar pula mengonsumsi jus atau sari buah. Semata-mata demi mencapai gaya hidup sehat. Lebih dari itu, beberapa kalangan bahkan menggunakan sari buah sebagai terapi.

Teodorus Widagdo MSF, misalnya, salah satu tokoh yang bisa disebut ahli dalam hal terapi jus. Setidaknya, ia telah 26 tahun menggeluti teknik pengobatan dengan menggunakan jus sebagai terapi.

Di usianya yang ke-84 tahun sekarang ini, dan di tengah kesibukannya sebagai rohaniwan, Widagdo tetap menyempatkan diri untuk membantu penyembuhan warga di sekitarnya dengan terapi jus.

"Tetapi, karena usia saya yang sudah tua ini, hanya lima sampai 10 orang per hari yang saya bantu. Mungkin karena sudah ’sepuh’, saya juga jadi sering masuk angin," katanya.

Ketika dihubungi di kediamannya di kota sejuk Salatiga, Jawa Tengah, ia segera bercerita tentang kehebatan buah dan sayur yang ada di Indonesia ini.

"Tiap buah dan sayuran punya kandungan yang berbeda. Melalui uji coba yang terus-menerus, akhirnya saya menemukan bahwa jika buah atau sayur A dicampur dengan buah atau sayur B, cocok untuk terapi penyakit tertentu. Misalnya, gabungan antara apel dengan wortel. Sari dari gabungan buah ini sangat baik untuk mengatasi berbagai masalah ketidakseimbangan metabolisme tubuh, dari kolesterol hingga problem penumbuhan rambut," ujarnya.

Ia kemudian memberi contoh kehebatan wortel dan apel. Wortel, katanya, mengandung vitamin A, B, C, serta potasium, zat besi seperti magnesium, manganese, sodium, silikon, iodin, dan kalsium. Wortel mentah berisi hampir semua mineral dan vitamin yang dibutuhkan manusia. "Minum sari wortel akan membuat Anda sehat walafiat," ujarnya.

Begitu juga dengan buah apel. Dikatakan, apel sangat kaya dengan magnesium, zat besi dan silikon, serta vitamin A, B, dan C. "Ini bagus untuk membersihkan tubuh dan mengatasi masalah peradangan di dalam tubuh," ujarnya. Walau begitu, semua harus dilakukan dengan takaran yang tepat dan sesuai kebutuhan.

Ketertarikannya pada terapi jus diawali dengan kenyataan beragamnya buah dan sayuran di Indonesia. Hal itu ditambah dengan ketekunan Widagdo membaca berbagai literatur tentang manfaat buah dan sayur. "Dari situ saya lalu mencoba dan terus mencoba, ternyata berhasil," katanya.

Dan, memang tak ada kata lain yang lebih pantas diucapkan, kecuali selamat mencoba dan selamat kembali ke pola hidup sehat.

No comments: