Thursday, May 31, 2007

Betis Kram pas tidur malam hari

diCopy dari blognya mbak Tya


beberapa hari ini kakiku kram terus
pagi ini coba browsing2 di milis berbadu dan nemu bbrp jawaban. aku coba rangkum disini ya:

Kram pada ibu hamil adalah biasa, terutama pada trisemester kedua pada kehamilan. penyebabnya a.l:

- hormon kehamilan
- beban berat badan yang bertambah
- kekurangan kalium.
- kurang bergerak atau karena sirkulasi darah tidak lancar
mis: tidur miring ke lamaan, duduk kelamaan tidak ada streching dll.

Tips utk mengurangi kram:
- pijat2 ringan di kaki untuk mengurangi stress dan memperlancar jalan darah, terutama di kaki yg sering bengkak
- banyak makan pisang karena pisang banyak mengandung kalium
- sebelum tidur kaki digosok dengan balsem/minyak gosok/counterpain.
- kalau sudah kram dapat menggunakan counterpain atau balsem untuk meredakan sakitnya.

Dwi, waktu hamil dulu aku sering banget ngulet dan berujung dgn kram. Kata dokterku nguletnya harus pake trik :)
Kalo ngulet usahakan kaki kita ditarik kearah badan kita.
Biasanya kan kl ngulet jari2 kaki akan menjauh dr badan kita.
Sekarang di balik kalo ngulet jari-jari kaki arahkan kearah kita.
Setelah aku praktekin, si kram jarang datang lagi..
aku jadi bisa ngulet dengan tenang …
;)

cara mengatasi kram:
jari kaki ditegakkan sejajar/vertikal dgn tumit utk beberapa saat nanti kramnya akan hilang.
jangan dibiarkan krn nanti bisa timbul varises di betis…
selain itu kalo lagi tidur harap ingat2 pas ngulet buru2 jari kaki ditegakkan sejajar dgn tumit
utk mencegah kram mendadak…

Kalo yg diajarkan di senam hamil:

- Kita ambil posisi tidur telentang
- kemudian ujung-ujung jari kaki dibengkokkan kearah luar
- tahan beberapa detik, lepaskan.
- Gerakan diulang hingga beberapa kali.

cara lain:
- berpegangan (pada kursi misalnya)
- Wajah menunduk
- Tekuk kaki sampai bawah (jongkok tp pegangan),
- tahan beberapa detik, naik lagi..

Capek sih, tapi Insya Allah dapat mencegah kram kaki selama kehamilan.

Tuesday, May 22, 2007

LUPUS







Tubuh memiliki kekebalan untuk menyerang penyakit dan menjaga tetap

sehat. Namun, apa jadinya jika kekebalan tubuh justru menyerang organ

tubuh yang sehat. Penyakit Lupus diduga berkaitan dengan sistem imunologi

yang berlebih.

Penyakit ini tergolong misterius. Para dokter kadang bingung mendiagnosis

penyakit ini. Namanya sedikit unik, LUPUS.

Lupus dalam bahasa Latin berarti "anjing hutan". Istilah ini mulai dikenal

sekitar satu abad lalu. Awalnya, penderita penyakit ini dikira mempunyai

kelainan kulit, berupa kemerahan di sekitar hidung dan pipi .
Bercak-bercak merah di bagian wajah dan lengan, panas dan rasa lelah

berkepanjangan , rambutnya rontok, persendian kerap bengkak dan timbul

sariawan. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat

menyerang hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh.

Gejala-gejala penyakit dikenal sebagai Lupus Eritomatosus Sistemik

(LES) alias Lupus. Eritomatosus artinya kemerahan. sedangkan sistemik

bermakna menyebar luas keberbagai organ tubuh. Istilahnya disebut LES

atau Lupus.

Masih awam

Jumlah penderita Lupus ini tidak terlalu banyak. Menurut data pustaka, di

Amerika Serikat ditemukan 14,6 sampai 50,8 per 100.000. Di Indonesia

bisa dijumpai sekitar 50.000 penderitanya.

Sedangkan di RS Ciptomangunkusumo Jakarta, dari 71 kasus yang

ditangani sejak awal 1991 sampai akhir 1996 , 1 dari 23 penderitanya

adalah laki-laki.

Penyakit Lupus masih sangat awam bagi masyarakat.

Setelah diteliti penyebab Lupus karena faktor keturunan dan lingkungan.

Penyakit ini justru diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun.

Namun begitu, ada juga pria yang mengalaminya. Ahli menduga penyakit

ini berhubungan dengan hormon estrogen.

Karena Lupus menyerang wanita subur, kerap menimbulkan berbagai aspek

kesehatan. Misalnya hubungan dengan kehamilan yang menyebabkan

abortus, gangguan perkembangan janin atau pun bayi meninggal saat lahir.

Namun, hal ini bisa saja terjadi sebaliknya. Artinya, justru kehamilan bisa

memperburuk gejala Lupus. Sering dijumpai gejala Lupus muncul sewaktu

hamil atau setelah melahirkan.

Otoimun

Lupus merupakan penyakit yang menyerang perubahan sistem kekebalan

perorangan, yang sampai kini belum diketahui penyebabnya. Penyakit ini

muncul akibat kelainan fungsi sistem kekebalan tubuh.

Dalam tubuh seseorang terdapat antibodi yang berfungsi menyerang sumber

penyakit yang akan masuk dalam tubuh. Uniknya, penyakit Lupus ini antibodi

yang terbentuk dalam tubuh muncul berlebihan.
Hasilnya, antibodi justru menyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang sehat.

Kelainan ini disebut autoimunitas .

Antibodi yang berlebihan ini, bisa masuk ke seluruh jaringan dengan dua

cara yaitu :.

Pertama, antibodi aneh ini bisa langsung menyerang jaringan sel tubuh,

seperti pada sel-sel darah merah yang menyebabkan selnya akan hancur.

Inilah yang mengakibatkan penderitanya kekurangan sel darah merah atau

anemia.

Kedua, antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pemben

tukan antibodi), membentuk ikatan yang disebut kompleks imun.Gabungan

antibodi dan antigen mengalir bersama darah, sampai tersangkut di pem

buluh darah kapiler akan menimbulkan peradangan.

Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel radang

(fagosit) Tetapi, dalam keadaan abnormal, kompleks ini tidak dapat

dibatasi dengan baik. Malah sel-sel radang tadi bertambah banyak sambil

mengeluarkan enzim, yang menimbulkan peradangan di sekitar kompleks.

Hasilnya, proses peradangan akan berkepanjangan dan akan merusak

organ tubuh dan mengganggu fungsinya. Selanjutnya, hal ini akan terlihat

sebagai gejala penyakit. Kalau hal ini terjadi, maka dalam jangka panjang

fungsi organ tubuh akan terganggu.

Umumnya penderita Lupus mengalami gejala seperti. kulit yang mudah

gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan pencernaan.

Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang

berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada

masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.

Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip

kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah menyerupai

cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan kadang-kadang

bersisik.


Melihat banyaknya gejala penyakit ini, maka wanita yang sudah terserang

dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai mengidap Lupus.

Untuk sembuh total dari penyakit ini, tampaknya sulit. Dokter lebih berfokus

pada pengobatan yang sifatnya sementara.Lebih difokuskan untuk mencegah

meluasnya penyakit dan tidak menyerang organ vital tubuh.

Friday, May 18, 2007

Pilates and back pain

Pilates is a system that blends stretching, strengthening and core abdominal work into some very challenging exercises!
Pilates is excellent for the prevention of back pain and injury.
Pre-Pilates is preparation work that teaches the basics of the Pilates method. It is generally a safe and effective way to use Pilates for chronic back pain.
Pilates is also effective after the initial phases of an injury have passed, to help heal, stretch and strengthen. When Pilates is taught by a qualified professional, it is effective in posture education, which will help to prevent re-injury.

Karena itulah mulai beberapa bulan yang lalu udah mulai ikutan Pilates dan lumayan.....dan dari artikel2 yang aku baca ada beberapa metode yang bisa mennyembuhkan back pain :
1. renang
2. aerobic tapi yang low impact
3. pilates
dan yang terpenting yang bawa banyak2 gembolan terlalu banyak dengan menggunakan tas selempang, perhatikan posisi duduk dan tidur.

Thursday, May 17, 2007

Jus dan Manfaatnya bagi Kesehatan


Oleh
Dra Emma S. Wirakusumah, MSc.


SEJAK ribuan tahun lalu manusia telah menggunakan berbagai tumbuh-tumbuhan yang sekarang dikenal sebagai sayuran maupun buah-buahan untuk dimakan dan diolah secara alami tanpa menggunakan campuran apa pun.
Buah dan sayur terasa enak, segar dimakan, selain memiliki kandungan zat gizi yang banyak seperti vitamin dan mineral. Vitamin A berfungsi mempertahankan kesehatan mata, struktur kulit, rambut, dan gigi. Pada pangan nabati vitamin A dapat diperoleh dari sayuran daun berwarna hijau gelap seperti bayam, katuk, dan buah atau sayuran berwarna kuning/oranye seperti wortel, kentang, tomat, labu kuning, pepaya, mangga, dll. Buah dan sayur yang kaya vitamin E mampu mencegah terjadinya penyakit jantung, kanker, stroke, dan infeksi virus. Vitamin E banyak terdapat pada sayuran berdaun hijau (bayam) dan tomat. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan, kesehatan gusi, dan mencegah terjadinya luka memar. Dalam buah-buahan vitamin C banyak terdapat pada jambu biji, jeruk, tomat, mangga dan sirsak.
Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan banyak buah-buahan dan sayuran selain sarat mengandung vitamin dan mineral juga mengandung zat nongizi yang ternyata manfaatnya besar bagi kesehatan. Zat nongizi yang dimaksud adalah serat, phytokimia, dan lain-lain.
Dari penelitian yang telah dilakukan terungkap bahwa phytokimia dapat menetralkan racun obat dan zat karsinogen dengan jalan menetralkan radikal bebas, menghambat enzim yang mengaktifkan karsinogen sekaligus merangsang enzim yang menetralkan zat karsinogen.
Buah-buah dan sayuran yang mengandung phytokimia di antaranya bayam, kangkung, brokoli, sawi, kacang-kacangan, tomat, pepaya, anggur, jeruk, wortel, dan lain-lain.
Buah-buahan biasanya dikonsumsi segar. Sayuran diolah dengan cara dimasak dengan sedikit air (ditumis) maupun berupa masakan berkuah misalnya sup. Cara lain yang banyak dilakukan akhir-akhir ini yaitu dalam bentuk jus.
Bagi yang sibuk, membeli jus di kedai makanan dan minuman lebih praktis bila dibandingkan dengan membuatnya sendiri di rumah. Namun, bila ditelaah lebih lanjut, membuat jus tidak memerlukan keterampilan khusus karena proses pembuatannya sangat sederhana. Kombinasi berbagai macam buah dan sayur akan menjadikan jus kelihatan menarik. Selain itu, kombinasi tersebut akan menambah khasiat jus itu sendiri. Mengkonsumsi jus lebih menguntungkan dibanding dengan menyantap buah potong. Dengan mengonsumsi jus, asupannya relatif bisa lebih banyak dengan demikian manfaatnya pun lebih besar.

Berikut disampaikan tips untuk menyiapkan jus:
• Untuk jus sebaiknya dipilih buah segar, matang dan belum lama disimpan agar mendapatkan jus yang enak dan bermanfaat bagi tubuh.
• Jus sebaiknya diminum sesegera mungkin setelah jadi, sebelum kandungan vitamin larut airnya rusak oleh oksigen, cahaya ataupun panas.
• Untuk pemanis sebaiknya menggunakan madu atau gula merah.
• Warna buah-buahan untuk jus akan lebih cemerlang dan tidak berubah warnanya bila dicampur dengan sedikit air jeruk lemon atau nipis.

Berikut resep-resep jus buah dan sayur yang baik bagi kesehatan:

Jus Mangga
Khasiat: obat asma, bronkhitis, sesak napas, dan influensa berat
Bahan: 200 g mangga masak pohon
100 g air hangat
? sdm jeruk nipis
2 sdm madu

Cara membuat:
Semua bahan dimasukkan ke dalam blender
Terapi: diminum 2 kali sehari sampai gejala penyakit hilang

Jus Wortel Seledri
Khasiat: menurunkan tekanan darah dan kadar gula darah
Bahan: 300 g wortel
1 genggam daun seledri (± 3 sdm)
2 siung bawang putih
? sdt garam
? sdt merica bubuk
Cara membuat:
Semua bahan dicampur dan dimasukkan ke dalam juicer. Diambil sarinya saja tanpa serat dengan menggunakan juice ekstractlor atau saringan.
Terapi: diminum 1 kali sehari sampai gejala penyakit hilang

Jus Kombinasi Buah
Khasiat: melancarkan pencernaan, sembelit, dan kembung perut
Bahan: 100 g pepaya
100 g apel
100 g nenas
2 sdm jeruk nipis
2 sdm madu
200 cc air es

Cara membuat:
Semua bahan dimasukkan ke dalam juicer
Terapi: diminum sebelum sarapan pagi

Jus Aneka Sayur
Khasiat: menyempurnakan alergi, eksim, sakit punggung, rasa kejang jantung, dan menjaga kesehatan usus.
Bahan: 150 g wortel
100 g bayam
100 g ketimun
50 g seledri
3 sdm madu
1 sdm dari jeruk nipis
100 cc air dingin atau es
Cara membuat:
Semua bahan dimasukkan ke dalam juicer
Terapi: diminum 1 kali sehari sesudah makan.

Penulis adalah Ahli Gizi dan Kuliner

Must Read...

Gaya hidup back to nature sedang menjadi tren di masyarakat yang sadar pentingnya menjaga kesehatan tubuh. Seperti dalam ungkapan bijak “You are what you eat,” atau kesehatan tercermin dari apa yang Anda makan. Jika pola makan buruk, beragam penyakitpun akan bermunculan, sedangkan pola makan yang baik akan menjadikan tubuh bugar dan sehat. Ada hubungan sejajar antara pola perilaku makan dan kesehatan.

Tuntutan jaman yang serba cepat, kesibukan bekerja menjadikan sebagian masarakat kita lebih memnyukai pola makan serba instan. Seringnya mengkonsumsi makanan instan ini berdampak negatif terhadap kesehatan. Ini di sebabkan karena makanan instan kebanyakan mengandung pengawet, pewarna, pemberi rasa, tinggi lemak, tinggi protein, banyak gula, garam namun rendah serat. Pola makan ini menjadi pemicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif seperti tekenen darah tinggi, diabetes mellitus, jantung koroner, stroke, obesitas hingga kanker. Agar terhindar dari berbagai penyakit tersebut, hendaklah kita menghindari pola makan tidak sehat. Perbanyak mengkonsumsi buah dan sayuran sebagai sumber vitamin, mineral esensial, serta nutrisi mikro yang penting bagi kesehatan tubuh. Buah dan sayuran juga mampu mendetoksifikasi tubuh dari beragam zat karsinogen penyebab kanker.

Buah dan sayur juga mengandung antioksidan tinggi. Antioksidan ini mampu mengubah sel-sel tubuh menjadi pengaman untuk melawan radikal bebas penyebab berbagai penyakit. Sejatinya, radikal bebas yang tidak terkontrol bisa menyebabkan kerusakan sel-sel. Disinilah antioksidan dalam buah dan sayuran mengambil peranan, seperti mencegah berkembangnya radikal bebas di dalam tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak.

Masalahnya, sebagian besar makanan sumber antioksidan sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan mentah, agar tetap efektif manfaatnya. Mengonsumsi makanan mentah/segar dalam bentuk jus bisa menjadi solusi. Jus menjadikan buah dan sayuran lebih mudah dicerna dan meningkatkan citarasa sehingga lebih mudah diterima.

Pendekatan food based dengan cara terapi jus adalah cara terbaik untuk memperoleh berbagai antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh dalam melawan berbagai penyakit. Vitamin, mineral, fitonutrien dan enzim dalam jus, dibutuhkan untuk merawat organ-organ tubuh, jaringan yang melemah, memperbaiki sistem kekebalan, meingkatkan daya tahan serta menjaga seluruh fungsi vital tubuh.

Disamping itu, jus juga merupakan metode cepat untuk memperoleh makanan yang mudah dicerna dan diasimilasi secara mudah dan cepat. Makanan tersebut akan masuk ke dalam sistem darah dan kelenjar tubuh, memberi makanan sel serta mempertahankan dan menjaga kesehatan hanya beberpa saat setelah jus diminum.

Contoh konkretnya bisa dilihat pada jus buah dan jus sayuran. Jus buah memasok lebih banyak vitamin sementara jus sayuran cenderung memasok lebih banyak mineral. Meskipun secara umum masing-masing mengandung keduanya. Vitamin dan mineral, merupakan elemen penting yang diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan. Dengan pasokan kontinyu dari jus buah dan sayuran, dipastikan kesehatan dan kebugaran tubuh akan tetap terjaga. Sehingga secara umum, jus dapat membantu memperbaiki kualitas kesehatan kita.

Sari Buah dan Sayuran…

Sari Buah dan Sayuran…

Rien Kuntari

Harus diakui, meningkatnya akumulasi dan kualitas persoalan dewasa ini berdampak langsung pada perubahan pola hidup manusia. Seolah bisa ditebak, kondisi itu pun berakibat pada kesehatan tubuh. Tak ada cara lain untuk mengatasi hal itu kecuali kembali pada pola hidup dan pola makan seimbang.

Terutama kesediaan untuk lebih memasukkan unsur buah dan sayur ke dalam pola makan. Penelitian terakhir menyebutkan, segelas sari buah atau sayur yang dikonsumsi secara teratur, minimal tiga kali seminggu, mampu mengusir berbagai jenis penyakit, termasuk alzheimer.

Penelitian itu muncul dalam jurnal AS, American Journal of Medicine, awal September lalu. Adalah Dr Qi Dai, ahli dari Universitas Vanderbilt, yang sangat tertarik untuk melihat lebih dalam tentang manfaat sari buah dan sayur tersebut. Ia kemudian bergabung dengan Proyek Kame, sebuah lembaga pengkajian yang cukup prospektif di Jepang. Mereka memfokuskan penelitian pada populasi yang hidup di Hiroshima, Jepang, Oahu, Hawaii, dan area metropolis Seattle, AS.

Penelitian itu melibatkan lebih dari 2.000 subyek dan dilakukan selama hampir 10 tahun. Diperoleh kesimpulan, subyek yang mengonsumsi sari buah dan sayur secara teratur, lebih dari tiga kali seminggu, risiko terkena alzheimer menurun hingga 76 persen.

Adapun bagi mereka yang mengonsumsi jus atau sari buah hanya sekali atau dua kali seminggu, risiko terkena alzheimer turun sekitar 16 persen. Walau begitu, angka itu jauh lebih bagus dibandingkan dengan mereka yang sama sekali tidak mengonsumsi jus atau sari buah dan sayur tersebut.

Sangat kaya polyphenol

Pertanyaan kemudian muncul, bagaimana sebenarnya kaitan sari buah dan sayur dengan alzheimer? Memang tak mudah menjawab pertanyaan itu. Namun, yang pasti, beberapa penelitian menunjukkan, buah dan sayur sangat kaya kandungan anti-oksidan sangat kuat yang disebut polyphenol.

Sementara itu, beberapa penelitian terakhir menunjukkan, penyakit bio-kimia seperti alzheimer berkaitan erat dengan terakumulasinya gumpalan protein beta-amyloid di dalam otak. Dan, proses akumulasi ini sangat dikendalikan oleh hidrogen peroksida kimia.

Polyphenol atau anti-oksidan sangat kuat yang terkandung dalam buah dan sayur mampu menghambat proses akumulasi tersebut. Dengan pemahaman itu, Qi Dai dengan tegas mengatakan, polyphenol sangat mampu mencegah alzheimer, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit ini.

"Kami menemukan bahwa minum jus buah dan sayur sesering mungkin, terkait erat dengan menurunnya risiko terkena alzheimer," kata Dr Qi Dai dalam artikel tersebut. "Penemuan ini memang masih baru, tetapi jelas bahwa sari buah dan sayur memainkan peranan penting dalam mencegah serangan alzheimer," lanjutnya.

Pencegahan itu dilakukan dengan menetralkan dampak perusakan yang terjadi akibat radikal bebas. Uji coba yang dilakukan pada serangkaian hewan menunjukkan, polyphenol dari sari buah dan sayur memiliki daya proteksi lebih kuat pada sel-sel saraf dalam melawan H (radikal bebas). Selain itu, sari buah dan sayur memiliki protein anti-oksidan lebih banyak dibandingkan vitamin E dan C.

Qi Dai mengatakan, penelitian ini memang dilakukan dengan mayoritas subyek dari Asia. Karena itu, hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi populasi Asia. Walau begitu, lanjutnya, hasil penelitian ini tetap bisa diterapkan pada semua populasi.

Sebagai terapi

Di tengah ingar-bingar "kampanye" makanan asing di Indonesia, sebagian masyarakat justru mulai gencar pula mengonsumsi jus atau sari buah. Semata-mata demi mencapai gaya hidup sehat. Lebih dari itu, beberapa kalangan bahkan menggunakan sari buah sebagai terapi.

Teodorus Widagdo MSF, misalnya, salah satu tokoh yang bisa disebut ahli dalam hal terapi jus. Setidaknya, ia telah 26 tahun menggeluti teknik pengobatan dengan menggunakan jus sebagai terapi.

Di usianya yang ke-84 tahun sekarang ini, dan di tengah kesibukannya sebagai rohaniwan, Widagdo tetap menyempatkan diri untuk membantu penyembuhan warga di sekitarnya dengan terapi jus.

"Tetapi, karena usia saya yang sudah tua ini, hanya lima sampai 10 orang per hari yang saya bantu. Mungkin karena sudah ’sepuh’, saya juga jadi sering masuk angin," katanya.

Ketika dihubungi di kediamannya di kota sejuk Salatiga, Jawa Tengah, ia segera bercerita tentang kehebatan buah dan sayur yang ada di Indonesia ini.

"Tiap buah dan sayuran punya kandungan yang berbeda. Melalui uji coba yang terus-menerus, akhirnya saya menemukan bahwa jika buah atau sayur A dicampur dengan buah atau sayur B, cocok untuk terapi penyakit tertentu. Misalnya, gabungan antara apel dengan wortel. Sari dari gabungan buah ini sangat baik untuk mengatasi berbagai masalah ketidakseimbangan metabolisme tubuh, dari kolesterol hingga problem penumbuhan rambut," ujarnya.

Ia kemudian memberi contoh kehebatan wortel dan apel. Wortel, katanya, mengandung vitamin A, B, C, serta potasium, zat besi seperti magnesium, manganese, sodium, silikon, iodin, dan kalsium. Wortel mentah berisi hampir semua mineral dan vitamin yang dibutuhkan manusia. "Minum sari wortel akan membuat Anda sehat walafiat," ujarnya.

Begitu juga dengan buah apel. Dikatakan, apel sangat kaya dengan magnesium, zat besi dan silikon, serta vitamin A, B, dan C. "Ini bagus untuk membersihkan tubuh dan mengatasi masalah peradangan di dalam tubuh," ujarnya. Walau begitu, semua harus dilakukan dengan takaran yang tepat dan sesuai kebutuhan.

Ketertarikannya pada terapi jus diawali dengan kenyataan beragamnya buah dan sayuran di Indonesia. Hal itu ditambah dengan ketekunan Widagdo membaca berbagai literatur tentang manfaat buah dan sayur. "Dari situ saya lalu mencoba dan terus mencoba, ternyata berhasil," katanya.

Dan, memang tak ada kata lain yang lebih pantas diucapkan, kecuali selamat mencoba dan selamat kembali ke pola hidup sehat.

Terapi Jus Buah dan Sayur

April 10th, 2007 — Dardiri

Manfaat buah dan sayur bagi kesehatan tentu telah begitu familier di telinga kita. Namun, pernahkah Anda mendengar terapi pengobatan bermacam penyakit dengan menggunakan jus buah dan sayuran?
Peracik minuman jus buah kesehatan dan pengobatan Rindy mengatakan, terapi jus yang dilakukan secara kontinu akan memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Hanya untuk mendapatkan reaksi itu, perlu rentang waktu sekitar tiga bulan.
”Khusus untuk pengobatan, kami perlu mengonsumsi jus yang sesuai kebutuhan mengobati penyakit tertentu setiap hari, setidaknya delapan gelas. Sedangkan kalau untuk pencegahan cukup mengonsumsi tiga gelas dalam sehari,” ungkapnya.

Sebagai contoh, untuk jus pelangsing alias menurunkan berat badan, jus yang dikonsumsi terdiri dari bahan buah apel, wortel, dan pepaya. Banyaknya delapan gelas sehari dan tanpa mengonsumsi nasi. ”Sebab jus ini bikin kenyang, dua gelas mampu menahan lapar sampai 6 jam karena jus ini tanpa membuang ampas sama sekali,” imbuh Rindy.
Lebih jauh dia memaparkan komposisi bahan buah dan sayuran dalam satu gelas jus. Untuk pengobatan panas dalam, bahannya cukup satu buah pir dan satu buah jeruk. Terlebih dulu kulit dan biji jeruk dibuang lalu dijus jadi satu gelas dan langsung dikonsumsi.
Meskipun jus kesehatan ini pada prinsipnya tanpa membuang ampas, untuk beberapa jenis buah ada yang dibuang bijinya. Tapi untuk beberapa jenis pengobatan tertentu, ada juga yang dijus bersamaan dengan bijinya. Sebagai contoh untuk pengobatan asam urat diperlukan pula biji sirsak, semangka plus kulit, daun salam, dan jeruk lemon.
Untuk pengobatan antistroke, bahan yang diperlukan yakni buah jambu klutuk setengah bagian, buah kesemek seperempat, jeruk separuh dan apel seperempat. Bahan tadi dicampur jadi satu dan dijus maksimal 5 menit.
”Terapi pengobatan jus bisa dibarengi dengan pengobatan konvensional. Umumnya, pelanggan kami setelah menjalani terapi ini selama satu bulan, kemudian dia mengecek perkembangannya di laboratorium kesehatan yang terletak di depan kios jus ini,” sebut Rindi.
Selanjutnya untuk pengobatan antikolesterol terdiri atas bahan nanas seperempat bagian dibagi empat, wortel empat irisan tebal, labu ukuran kecil satu buah, dan daun sawi dua batang. Untuk pelangsing, apelnya cukup separuh, wortel empat irisan, pepaya dari seperempat buah dipotong lagi separuh. Kemudian prosesnya sama dicampur jadi satu dijus dan langsung dikonsumsi.
”Bila dikonsumsi rutin selama satu bulan, setiap harinya 8 gelas, maka maksimal mampu menurunkan berat badan 3-10 kg,” katanya. Jus berkhasiat sehat pria mengandung bahan dua biji nangka, wortel tiga irisan, nanas seperempat dibagi empat, kuning telur dua, dan madu sachet. Khusus sehat pria apabila dalam satu hari mengonsumsi enam gelas, maka dipercaya mampu meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh pria.
Selain pengobatan di atas tadi, jus buah kesehatan dengan variasi buah dan sayuran berbeda ini dipercaya mampu menyembuhkan penyakit lainnya, seperti antikanker, antirematik, antiwasir dan antisembelit.
Benarkah apabila kita menjalani terapi mengonsumsi jus buah dan sayuran ini mampu menyembuhkan berbagai penyakit tadi. Memang belum diketahui hasil kajian medisnya, sebab racikan ini diperoleh hanya berdasarkan referensi tertulis saja dan belum pernah ada penelitian untuk menguji khasiatnya.
Namun, buah dan sayuran sendiri memang telah terbukti memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Buah dapat mencegah kelebihan berat badan, mengurangi risiko penyakit jantung, kanker, diabetes, hipertensi, katarak. Di samping itu menyebabkan kualitas hidup menjadi prima di usia senja. Awet muda, bugar, dan mencerahkan kulit.
Berdasarkan The American Journal of Epidemology, pria yang mengonsumsi lebih banyak buah seperti buah citrus dan jus dapat mengurangi terjadinya luka pada mulut yang dapat berkembang menjadi kanker.
”Sebenarnya, semua sel squamous carcinomas pada mulut berasal dari premalignant,” tutur peneliti Harvard School of Public Health di Boston, Dr Kaumudi Joshipura.

Terapi Jus buah dan sayur

salah satu cara untuk menjaga tubuh agar tetap sehat adalah dengan terapi jus buah dan sayur. Sudah lama diketahui bahwa buah dan sayur mengandung antioksidan yang tidak terhitung jumlahnya. Antioksidan ini mampu mengubah sel-sel tubuh menjadi pengaman untuk melawan radikal bebas penyebab penuaan. Memang, radikal bebas bisa membantu menghancurkan infeksi secara efisien, namun terkadang tidak dapat dikontrol di dalam tubuh, dan bisa menyerang sel-sel tubuh.

Akibatnya, sel-sel tubuh pun mati. Nah, antioksidan berfungsi mencegah berkembangnya radikal bebas di dalam tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak tersebut. Itulah sebabnya, antioksidan membantu mencegah penuaan dini.OBAT PUNYA EFEK
Tubuh manusia yang terdiri dari unsur-unsur atom, seperti oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen dan kalsium, membutuhkan unsur-unsur yang sama agar tetap sehat dan kuat. Jika di dalam darah, sel-sel, dan otot organ-organ tubuh tidak terdapat keseimbangan unsur-unsur di atas atau salah satu kurang, maka tubuh pun tidak lagi dalam keadaan sehat. Keadaan seperti ini disebut toxemia yang berarti keracunan atau sakit.Menurut Prof. DR. Radja Aman Nainggolan, “Kita adalah apa yang kita makan (we are what we eat). Kalau kita makan makanan bergizi, kita akan memperoleh tubuh yang sehat.” Oleh sebab itu, kita harus bisa memilih makanan yang bergizi, yakni makanan yang dapat memenuhi segala kebutuhan tubuh agar tetap sehat, termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran tadi.

Menurut Radja, orang yang sedang sakit sebetulnya tidak butuh obat. “Yang dibutuhkan hanya istirahat, makan teratur, kunjungan keluarga, serta pengawasan dokter. Apalagi, banyak obat yang memiliki efek samping yang bisa memengaruhi sistem kerja metabolisme tubuh.

Sehingga, biasanya orang sakit diberikan jenis obat lebih dari satu macam, yang salah satu fungsinya sebagai vitamin sebagai penyeimbang efek samping obat lainnya. Belum lagi harganya yang mahal” lanjut penulis buku Diet dan Juice Therapy ini.

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa obat-obatan konvensional yang ada hanya mampu menyembuhkan penyakit sekitar 30 persen saja. “Sedangkan penyembuhan utama (sekitar 70 persen) adalah makanan. Dengan kata lain, penyembuhan penyakit yang semata-mata hanya mengandalkan obat-obatan belum tentu dapat menyembuhkan secara sempurna.”

JUICER ATAU BLENDER
Makanan yang ideal adalah hanya 30 persen yang boleh dimasak, yaitu nasi, kentang, ubi dan sebagainya. Sedangkan sisanya (70 persen) yang berupa biji, buah, sayur, harus dalam keadaan mentah. Pasalnya, “Makanan yang dimasak matang nilai gizinya akan berkurang dan tidak akan menumbuhkan sel-sel baru di dalam tubuh, karena enzim di dalam makanan akan mati.”Sayur dan buah segar juga bisa memperpanjang usia. Sebaliknya, makanan yang dimasak matang akan memperpendek usia.”Tak perlu takut makanan mentah akan mengganggu kesehatan, yang penting dijaga kebersihannya. Cuci lebih dulu, rendam dan cuci kembali dengan air bersih sebelum dikonsumsi,” ujar Radja.

Untuk memperoleh jus, kini bisa dibantu dengan juicer atau blender. “Fungsi keduanya sama. Buah yang diblender akan terserap habis oleh usus selama 20 menit, sedangkan kalau tidak diblender akan menghabiskan waktu sekitar 18 jam,” jelas Radja.

Juicer lebih baik, karena yang dihasilkan adalah sari buah atau sayur yang nilai gizinya sangat tinggi. Sementara blender menghasilkan campuran sari buah/sayur dan ampasnya, dengan nilai gizi yang lebih rendah.” Namun, kedua alat tersebut sama-sama memudahkan menakar jumlah jus yang akan dikonsumsi. Misalnya, satu gelas jus wortel sama dengan 1 kg wortel.”

Dari segi harga, juicer memang lebih mahal daripada blender, namun itu bisa dipermudah dengan mengupas kulit buahnya sebelum diblender. “Cara lain yang lebih mudah dan murah adalah dengan memarut buah atau sayur. Hasilnya memang tidak sebagus juicer atau blender, karena setelah diparut perlu disaring lagi untuk memisahkan amplasnya,” ungkap Radja.

MEMBANTU PENCERNAAN
Terapi jus juga akan membantu kerja pencernaan. Jika makanan keras membutuhkan beberapa jam untuk dicerna dan diserap ke dalam sel-sel dan jaringan tubuh, maka dalam bentuk sari buah/sayur, hanya dalam waktu 30 menit sudah diserap tubuh. “Terapi jus membantu mereka yang mempunyai pencernaan lemah dan lanjut usia, karena makanan langsung diserap tubuh.”

KLIK - Detail Sari buah juga amat diperlukan dan lebih praktis bagi mereka yang sedang dalam proses penyembuhan penyakit. “Soalnya, jus cepat diserap tubuh dan kerja sistem pencernaan pun jadi tak kelewat berat. Pokoknya, untuk mencegah penyakit, kita perlu mengonsumsi makanan segar secara teratur dan bervariasi, sembari sesekali mengonsumsi jus buah dan sayuran,” urai Radja.Seberapa banyak sebaiknya kita mengonsumsi jus setiap hari? “Idealnya 3 kg, terutama bagi mereka yang baru menjalankan terapi jus,” ujar Radja. MINUM SEBELUM MAKAN
Sebelum melakukan terapi jus, perlu diperhatikan hal-hal tertentu agar hasil yang diperoleh maksimal, antara lain:
1. Jus buah atau sayur jangan dicampur apa-apa, seperti gula dan air.
2. Harus segera diminum, diperbolehkan disimpan di dalam botol dan dimasukkan di dalam kulkas paling lama 5 jam.
3. Semangka boleh dijus, namun hanya boleh dicampur melon, wortel dan nanas. Ini karena semangka terlalu banyak mengandung gula, sehingga bisa terjadi pengasaman.
4. Buah dan sayur harus segar dan dicuci dulu. Ciri buah/sayur segar berwarna kuning kemerah-merahan
5. Sebaiknya jus buah/sayur diminum sebelum makan, agar lebih cepat diserap karena belum ada zat makanan lain, dengan jeda 10 menit setelah mengonsumsi jus buah atau sayur.
6. Terapi jus dapat dilakukan tanpa batas umur. Bayi boleh melakukan terapi jus setelah tak lagi minum ASI.

THREE DAY CLEANSING
Salah satu cara untuk membantu membersihkan tubuh dari sisa-sisa makanan sehingga terhindar dari penyakit adalah three day cleansing dengan terapi jus. “Pembersihan dapat dilakukan sedikitnya 4 kali setahun, namun jika sanggup, bisa dilakukan sebulan sekali. Salah satu pembersih tubuh yang baik adalah buah apel dan wortel.”

Hari pertama
Sekitar pukul 6 pagi, minum 1,5 - 2 gelas sari pepaya. Pilih pepaya yang tidak terlalu matang atau mentah, yang berfungsi sebagai pencahar untuk membersihkan perut. Setengah jam kemudian, konsumsi sari wortel, tanpa dicampur apa pun. Boleh diminum 5 - 6 kali sehari (setiap dua jam sekali) sebanyak 3 liter. Jika tidak cocok, bisa diganti dengan sari buah atau sayur lainnya. “Selama masa pembersihan ini, tidak diperbolehkan memakan apa pun.”

Hari kedua
Sama dengan hari pertama, namun tambahkan satu batang wortel di siang hari, ditambah sesendok teh minyak zaitun, 3 kali sehari (pagi, siang dan malam). Fungsinya sebagai pelumas bagi kerongkongan dan usus.

Hari ketiga
Tidak usah mengonsumsi sari pepaya. Lainnya, sama seperti hari pertama dan kedua. Pada hari ketiga, Anda akan merasa lapar, “Tapi ini bukan karena kekurangan zat-zat yang dibutuhkan tubuh, melainkan karena tubuh sedang dibersihkan dari sisa-sisa makanan yang dibuang dalam tubuh,” ujar Radja.

Hari keempat dan kelima
Kalau sudah tidak dapat bertahan, boleh mengonsumsi sari buah atau sayur lainnya. Namun, kalau ingin mengonsumsi makanan, sebaiknya konsumsi makanan mentah tanpa dimasak. Sesudah satu minggu, boleh kembali mengikuti menu makanan kebiasaan sehari-hari dengan mengurangi makanan yang dimasak, gula, garam dan minyak, telur daging dan ikan. “Jangan minum susu putih, roti putih, mentega dan keju, merokok, minuman keras kopi dan teh.”Meski three day cleansing sudah selesai dilakukan, jangan lupa minum air putih sebanyak-banyaknya dan meneruskan konsumsi sari buah atau sayur setiap hari.

HILANG SUARA SAMPAI NAFAS BAU
Beberapa resep di bawah ini bisa bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain:
* Aphoni (kehilangan suara)
Pagi :
Wortel 1 gelas, bayam 1/2 gelas
Siang :
Wortel 1 gelas
Sore :
Wortel 1 gelas, dandelion 1/3 gelas
Lobak : 1/4 gelas
Malam:
Wortel 1 gelas, selada 1/2 gelas
Peterseli 1/3 gelas

* Sakit Kepala
Pagi:
Wortel 1 gelas,bayam 1/2 gelas
Siang:
Celery (seledri) 1/2 gelas, wortel 1 gelas
Bayam 1/3 gelas
Malam:
Wortel 1 gelas, Bit 1/3 gelas
Timun 1/3 gelas

* Insomnia (susah tidur)
Pagi:
Wortel 1 gelas, Bayam 1/2 gelas
Siang:
Wortel 1 gelas, Celery (seledri) 1/2 gelas
Malam:
Wortel 1 gelas, Bit 1/3 gelas
Timun 1/3 gelas

* Napas bau (Halitosis)
Wortel 1 gelas dan bayam 1/2 gelas, sebanyak 3 kali sehari.*Takaran dibuat berdasarkan 1 liter = 4 gelas.

Bugar dengan detoks

Lebih Bugar Lebih Kuat

Kini, banyak orang ramai-ramai ikut terapi detoks. Katanya sih, membuat tubuh bersih dari racun. Sebelum salah langkah, simak dulu penjelasannya di sini.

Istilah ‘detoks’ mulai dikenal orang semenjak kebiasaan almarhumah Lady Di melakukan hidrokolon (terapi pembersihan usus besar) dipublikasikan media massa. Sejak itu, selebriti dunia lain pun mengikuti jejaknya mulai dari Demi Moore, Madonna dan Tom Hanks.

Detoks berasal dari kata detoxification (detoksifikasi) yang tak lain adalah pembersihan diri atau cara membuang timbunan sampah atau racun (toksik) yang berlebih di dalam tubuh. Toksik adalah bahan kimia atau racun yang berbahaya bagi tubuh yang berasal dari air atau makanan yang kita makan.

Beda Detoks dan Cleansing

Apa sih detoks itu? Dalam sebuah wawancara, dr. Samuel Oetoro, MS, dokter spesialis gizi di Nutrifit Clinic pernah mengungkap, saat ini telah terjadi salah kaprah atas penggunaan istilah ‘detoksifikasi’. Detoksifikasi atau proses buang racun sebenarnya hanya dilakukan oleh fungsi hati (liver). Namun yang beredar di masyarakat, detoks itu difokuskan pada "pembersihan" saluran pencernaan terutama usus. Padahal, ini keliru. Menurut dr Samuel, pembersihan di area perut itu lebih tepat disebut sebagai cleansing; pembersihan sisa makanan yang tidak terserap tubuh dan menempel di dinding usus besar. Berasal dari "salah kaprah" itulah kini muncul beragam terapi detoks mulai dari hidrokolon, juice puasa, pijat limpatik hingga mengonsumsi pil herbal.

Padukan Olahraga dan Diet Seimbang

Menurut dr. Leane, MSc., dokter spesialis gizi dalam sebuah wawancara menyatakan, tanpa bersusah payah tubuh kita bisa menyaring sendiri sisa kotoran dan racun dalam tubuh. Jadi ketimbang Anda buang uang percuma, sementara hasilnya belum tentu, lebih baik bergabung dengan klub kebugaran. Ikuti berbagai aktivitas dan gunakan beragam fasilitas di situ mulai dari senam, fitness, hingga berenang.

Selain itu, lakukan diet seimbang, yakni menyeimbangkan asupan nutrisi lengkap. Komposisi ini tergantung pada umur, tinggi, berat badan, jenis kelamin, aktivitas sehari-hari dan riwayat kesehatan Anda. Salah satu pola makan yang baik adalah perbanyak makan makanan berserat, sayuran, dan buah-buahan. Maka, Anda pun bisa memulai hari dengan sarapan Sereal Nestle yang kaya serat. Selain itu, jangan lupa pula konsumsi segelas susu, karena susu kaya akan vitamin D dan kalsium yang sangat baik untuk tulang agar di masa tua nanti tak menderita osteoporosis. Anda pun bisa mencoba minum susu Bear Brand yang kaya dengan segala manfaat susu.

Mengurangi Potensi Kerusakan Gizi Makanan

Menurut Jane Scrivner, penulis buku Cantik, Sehat, dan Bugar dengan Program Detox, program detoks adalah cara yang baik untuk menunjukkan seberapa banyak kita perlu makan. Semua makanan saat menjalankan program ini harus disantap dalam bentuk sealami mungkin. Prinsipnya, mengurangi potensi kerusakan gizi makanan dari proses pemanasan saat memasak. Tentu saja semua daging dan ikan tetap perlu dimasak sampai matang, tetapi sayuran harus tetap segar.

Itu sebabnya, Jane Scrivner sangat menganjurkan penerapan teknik-teknik seperti mengukus sebentar, menyiram dengan air mendidih, menggunakan microwave, menumis, dan memanggang singkat. Merebus atau memasak dalam waktu yang lama akan menghancurkan gizi dan rasa makanan.

Efek Samping

Jane mengingatkan bahwa bisa saja kita mengalami efek samping. Namun, ini sebenarnya tergantung dari cara hidup kita sebelum mengikuti program. Jika Anda peminum kopi yang berat, bisa saja mengalami sakit kepala ringan satu atau dua hari saat tubuh tidak mendapatkan kafein. Begitu pula jika Anda penyuka gula, roti, dan mie. Anda bisa mengalami kehilangan tenaga yang bersifat sementara saat tubuh menyesuaikan program ini. Namun, efek samping itu hanya masalah yang singkat. Gejala flu, misalnya, itu adalah perubahan awal yang sangat normal pada minggu pertama. Semua gejala itu justru menunjukkan bahwa proses detoksifikasi sedang bekerja membersihkan tubuh Anda, sekaligus memasok vitamin, mineral, dan gizi, agar tubuh mampu bekerja optimal.

Bukan untuk Orang Hamil

Jika program detoks menarik hati Anda, camkan beberapa hal penting ini:

  • Program detoks ini tidak direkomendasikan untuk menolong Anda yang tujuan utamanya hanya menurunkan berat badan berlebihan (obesitas).
  • Peringatkan anak remaja Anda untuk tak iseng-iseng ikut program detoks yang ngetren ini. Anak remaja membutuhkan asupan nutrisi seimbang yang tinggi protein dan kalori untuk menunjang masa pertumbuhannya yang optimal. Salah-salah, malah bisa menyebabkan gangguan metabolisme.
  • Meski program ini untuk kesehatan, bukanlah ditujukan bagi Anda yang sedang hamil, menyusui, tengah menjalankan perawatan medis, atau baru pulih dari penyakit serius.

Anda bisa mempraktekkan program detoks ini. Kini toh banyak buku yang mengulas tentang program detoks, lengkap dengan petunjuk melakukannya. (SAM/THS)

Juice Therapy - Detoxifikasi


Juice Threapy - Detoxifikasi adalah tindakan melakukan pola makan dengan buah mentah sepenuhnya (whole day), yang biasanya dengan cara di blender atau dimakan dengan cara dikunyah.

Banyak orang lebih memilih blender karena lebih nyaman mengkonsumsinya, tanpa harus payah payah mengunyah.

Detoksifikasi atau detoks yang menurut ahli terapi nutrisi Andang Gunawan adalah tindakan membuang timbunan kelebihan sampah dan racun yang telah terkumpul dalam tubuh. "Sebenarnya setiap hari tubuh kita melakukan detoks. Hal ini bisa kita lihat setiap hari ada pembuangan. Entah buang air besar, air kecil atau keringat. Jadi seharusnya ini sudah berjalan dengan sendirinya. Nah, jika apa yang kita makan dan yang kita keluarkan itu seimbang, racun tak sempat menumpuk. Badan kita pasti sehat, bugar, dan langsing. Metabolisme tubuh juga baik dan kita juga enggak gampang stres," urai pengarang buku best seller, Food Combining, Kombinasi Makanan Serasi ini.

Masalahnya yang sering terjadi, meskipun buang air lancar setiap pagi, ternyata tubuh tetap loyo dan sakit-sakitan. Bisa jadi, kata Andang, karena sistem pembuangan kita tidak efektif atau optimal sehingga ampas/sampah makanan masih ada yang tertinggal di tubuh kita. "Kita selama ini berpikiran kalau berat badan naik itu berarti lemak, padahal itu bisa sampah yang tertinggal," kata Andang yang belajar mengenai food combining di Queensland Institute of Natural Science di Australia.

Sampah yang tertinggal itu sebagian besar disimpan di usus besar karena usus besar bisa membesar sampai lima kali ukuran normalnya. "Sisa makanan yang tak bisa keluar dipadatkan di dinding usus, akhirnya menumpuk terus menjadi kerak. Nah, itu, kan, tempatnya penyakit. Akan terjadi pembentukan racun."

Selanjutnya, racun yang tersimpan di usus ­karena dinding usus terdiri atas pori-pori yang menyerap semua yang ada termasuk toksin akhirnya menyebabkan toksin-toksin ini masuk ke pembuluh darah yang lalu beredar ke mana-mana. Kalau sudah begitu, ya, pastilah akan mengganggu kerja sel-sel dan jaringan-jaringan yang lain.

Dengan demikian, tak ada salahnya bila kita melakukan detoksifikasi secara rutin. Apalagi di zaman modern ini kita banyak mengonsumsi jenis makanan yang tak bisa diterima oleh tubuh, semisal makanan yang diawetkan, makanan dengan pewarna, daging dan ayam yang disuntik, makanan yang terpolusi pestisida, dan sebagainya. Jelas bahwa kadar sampah yang harus dihadapi tubuh pun makin meningkat. Jadi detoks secara khusus sangat dianjurkan.

NILAI PLUS DETOKS

Tujuan utama kita melakukan detoks adalah agar badan sehat karena metabolisme terjaga dengan baik. Namun menurut Andang, detoks yang dilakukan secara rutin juga bermanfaat lain, yaitu:

  • Kulit jadi lebih bercahaya, sehat dan mulus.
  • Berat badan terjaga
  • Meningkatkan vitalitas
  • Meningkatkan imunitas dan kekebalan tubuh
  • Menghilangkan selulit
  • Karena tubuh menjadi lebih bugar, pada akhirnya mengurangi insomnia, stres atau depresi

SIAPA YANG BOLEH MELAKUKAN DETOKS?

"Siapa pun yang merasa pola makannya kurang terjaga boleh melakukan detoks," kata Andang. Namun secara umum detoks tak dianjurkan bagi mereka yang:

  • Sedang hamil atau menyusui
  • Menderita penyakit berat dan serius semisal kanker pada stadium lanjut
  • Sedang menjalani perawatan medis untuk suatu penyakit atau baru pulih dari kondisi penyakit serius
  • Balita.

DETOKS PRAKTIS TIGA HARI

Bagi yang ingin memulai program detoks, Andang memberikan program detoksifikasi ringan. "Detoks ini dapat dilakukan oleh orang awam karena hanya berlangsung tiga hari," katanya.

Selama detoks, kita hanya makan buah yang sebaiknya di blender dan minum air putih. Mengapa buah yang dipilih? Karena buah paling nyaman dan masih ada rasa manisnya. Buah juga merupakan antioksidan tinggi yang berguna membuang racun selain memberikan zat gizi pula. "Jadi, selama detoks kita tak perlu khawatir kehilangan zat gizi."

Jus buah ini diminum setiap dua jam sekali diselingi minum air putih. Buah-buahan yang dianjurkan untuk detoks adalah pepaya, nanas, apel, semangka dan wortel"Sebaiknya terapkan monodiet. Artinya kalau di hari pertama minum jus pepaya, maka seharian itu buahnya pepaya saja. Kalau hari kedua apel, ya, apel terus selama hari kedua. Begitu pun di hari ketiga."

Detoks praktis ini bisa dilakukan sebulan sekali. Bila sudah terbiasa, bisa diteruskan lima hari sampai tujuh hari. Anda harus banyak minum untuk memperlancar proses pembuangan dan menghindari dehidrasi.

Selama proses detoksifikasi berlangsung, umumnya kita akan merasa agak lemas atau kepala sedikit pusing karena sebagian besar energi dipusatkan pada fungsi pembuangan. Oleh karena itu hindari aktivitas yang mengurangi energi berlebihan. Lakukan olahraga ringan di tengah udara terbuka dan bersih untuk memperlancar peredaran darah dan getah bening, semisal jalan kaki, senam peregangan/stretching, yoga, atau tai-chi.

"Cari waktu yang tepat untuk melakukan detoks. Sebaiknya dilakukan pada akhir minggu atau hari libur agar pikiran dan tubuh Anda bisa lebih santai," anjur Andang.

Detoks buang racun dari tubuh...

Saat ini banyak ditemui berbagai klinik kecantikan menjanjikan mampu menurunkan berat badan secara instn dengan detoksifikasi. Tentu saja hal itu menarik orang yang memiliki berat badan berlebih. Benarkah program itu sesuai dari sisi kesehatan?

Entah mengapa detoksifikasi atau sering disebut detoks selalu dihubungkan dengan pelangsingan tubuh. Padahal, anggapan ini tidak selalu benar. Manfaat sebenarnya dari detoksifikasi ialah mengeluarkan toksin atau racun dari dalam tubuh. Ahli gizi dari Rumah Sakit Jakarta dr Inayah Budiasti MS SpGK mengungkapkan, toksin di dalam tubuh manusia memang terjadi secara alami, bisa berasal dari ampas makanan dan makanan-makanan yang tidak tercerna.

Toksin bisa juga berasal dari udara serta kimia, yakni pestisida, zat atau makanan aditif, logam berat pada air, kimia industri, residu obat-obat farmasi, dan sebagainya. ”Bahkan, pikiran dan emosi negatif juga merupakan racun bagi sel-sel tubuh. Semua ampas atau zat yang tidak diperlukan tubuh akan diperlakukan sebagai racun,” ujar Inayah. Toksin diproduksi secara alamiah oleh tubuh. Hal ini merupakan proses metabolisme, yang setiap hari terdapat pembelahan sel-sel baru. Sementara itu, sel-sel lama menjadi aus dan mati.

Dalam kondisi normal, ampas dikeluarkan secara teratur setiap hari melalui sistem pembuangan tubuh. ”Yang paling efektif ialah pembuangan racun tubuh itu melalui buang air besar minimal satu kali. Tidak ada ketentuan yang sama setiap hari. Misalnya, sampah dapur restoran. Kadang menumpuk tinggi atau sedikit saja, tergantung dari pemesanan. Begitu pula racun di dalam tubuh, bisa berbeda setiap hari, tergantung gaya hidup pada hari itu,” paparnya.

Dia mencontohkan, jika seseorang pada suatu hari mengonsumsi makanan sehat berupa sayuran kaya serat, tidak memiliki masalah yang membebani pikiran dan pekerjaan lancar, toksin yang diproduksi di dalam tubuh tidak terlalu banyak. Kemudian, keesokan hari semua berubah. Undangan makan membuat orang tersebut makan berbagai makanan olahan, dengan beban kerja berat dan masalah pelik di rumah, otomatis kadar toksin yang diproduksi tubuh meningkat. Karena itu, Inayah kurang menyetujui detoks dilakukan dalam satu kesatuan yang singkat. Apalagi, tubuh memerlukan waktu beradaptasi ketika melakukan detoks.

”Saya kurang setuju, misalnya dengan detoks yang hanya dilakukan tiga hari, kemudian selesai. Berilah waktu minimal dua minggu dengan pola makan disesuaikan,” tegas dokter yang juga praktek di Hang Lekiu Medical Center di kawasan Jakarta Selatan itu. Hal senada juga diungkapkan ahli terapis organik dari Healthy Choice Kemang dr Angela C Ardhanie. Dia mengatakan, detoks merupakan proses pengeluaran racun dari dalam tubuh. Cara detoks bermacam-macam, tergantung kebutuhan masing-masing individu.

”Bagian tubuh yang didetoks juga berbeda setiap orang. Di sini kami juga punya detox center sehingga setiap orang yang mau melakukan detoks harus dilihat dulu kesehatan dan keluhannya seperti apa. Kemudian, baru kami tuntun,” ungkap Angela. Biasanya, proses detoks dimulai pada bagian usus besar (colon) sebagai salah satu organ utama pencernaan. Selain itu, detoks juga bisa dilakukan pada organ tubuh lain, seperti hati, ginjal, saluran pernapasan, kulit. ”Organ tubuh yang didetoks memang organ yang secara natural memiliki kemampuan untuk detoks tubuh, seperti usus besar, hati, ginjal, paru-paru, kulit,” pungkas alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) itu.

Program Sesuai Kebutuhan

Puasa bagi orang-orang yang sudah terbiasa melakukan setiap satu tahun sekali selama satu bulan, tentu tidak ada masalah. Tubuh pun akan mudah beradaptasi. Namun, bagi yang belum terbiasa, maka proses detoksifikasi melalui puasa harus dilakukan secara hati-hati.

Pasalnya, tubuh harus beradaptasi dari asupan makanan dengan porsi yang biasa menjadi porsi yang lebih sedikit. Misalnya, mulai proses puasa selama dua hari dalam dua pekan, kemudian dua hari dalam sepekan, begitu seterusnya sampai bisa dilakukan setiap hari berturut-turut selama 30 hari. Seusai berpuasa, penting untuk tetap menjaga asupan makanan supaya tubuh yang sudah sehat dan bebas racun tadi tidak kembali dipenuhi racun.

Namun, kendati asupan makanan sudah dijaga, puasa baik sekali tetap dilakukan. Menurut ahli diet dari Northwestern Memorial Hospital Wellness Institute dan pembicara American Dietetic Association Dawn Jackson-Blatner, terdapat beberapa efek dari detoks yang harus diperhatikan. Misalnya, berat badan yang turun secara cepat tidak baik bagi tubuh. Saat proses detoks, ketika toksin melewati pembuluh darah, maka tubuh akan memberi reaksi sehingga bisa timbul gejala sakit kepala, mual, kembung, sembelit, pilek, flu, demam ringan, gangguan kulit, gangguan emosi, serta kedinginan. Kadang disertai perubahan warna air seni dan napas bau.

”Reaksi ini sangat individual sifatnya. Pada orang tertentu, reaksi ini boleh jadi tidak muncul atau sudah terjadi pada hari pertama,” ungkap Jackson-Blatner. Namun, reaksi itu baru muncul pada hari ketiga karena hari ketiga tubuh mulai mengambil energi dari lemak setelah hari pertama mengambil glukosa dari otot, hari kedua dari lever. Untuk bisa sampai ke otak, lemak harus mengalami tahap perubahan hingga membutuhkan waktu lebih lama.

Sementara itu, penulis Eat to Live: The Revolutionary Plan for Fast and Sustained Weight Loss and Fasting and Eating for Health Joel Fuhrman MD mengatakan, melakukan detoks dengan berpuasa untuk waktu lama secara tiba-tiba dapat berbahaya bagi tubuh. ”Terutama, untuk seseorang yang sebelumnya tidak mengonsumsi makanan sehat atau memiliki gangguan pada hati dan ginjal, sistem imunitas, serta orang yang sedang berada dalam tahap pengobatan,” tutur Fuhrman.

Karena itu, dr Inayah Budiasti MS SpGK menyarankan agar pelaksanaan detoks sebaiknya secara perlahan untuk memberi tubuh kesempatan beradaptasi. Layaknya orang yang perlu adaptasi ketika menghadapi pola makan, demikian juga yang dilakukan tubuh. ”Saat tubuh mengalami pengurangan asupan makanan, maka yang pertama dibuang ialah cairan. Jadi, bukan lemak yang dibuang dari tubuh. Padahal, sebanyak 80 persen tubuh terdiri atas air,” ungkapnya.

Karena itu, detoks yang dilakukan baik melalui puasa tanpa makan dan minum untuk waktu tertentu atau puasa jus, perlu dilakukan secara bertahap. Beri waktu pada tubuh beradaptasi minimal sekitar dua pekan untuk mendapatkan hasil terbaik. ”Memberi waktu istirahat dua pekan untuk saluran cerna sangat baik, yang penting asupan makanannya diatur,” tandasnya.

Puasa Tak Sekadar Menahan Lapar

Tubuh langsing adalah idaman sebagian besar wanita. Berbagai upaya pun dilakukan untuk mewujudkannya. Puasa dianggap menjadi jalan pintas paling ampuh. Bisa menurunkan berat badan secara drastis dalam waktu relatif singkat. Selain menahan nafsu lapar, dengan berpuasa terjadi proses yang sungguh menyehatkan tubuh, yaitu pembuangan racun-racun (detoksifikasi).

Penurunan berat tubuh hanya merupakan efek samping dari proses detoks tersebut. Karena itu, puasa baik dilakukan tidak hanya untuk orang yang ingin menurunkan berat badan. Orang sehat dengan berat badan ideal pun sangat baik menjalani puasa secara periodik agar racun yang masuk ke tubuh tidak menumpuk dan menjadi penyakit parah.

”Puasa untuk detoksifikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara.Tetapi prinsipnya satu, yakni tidak memasukkan makanan berlebihan, terutama yang tidak sehat. Selain itu,mengurangi pemborosan energi hingga energi yang dihasilkan tubuh betul-betul digunakan untuk merontokkan semua racun,” ujar ahli gizi dari Rumah Sakit Jakarta dr Inayah Budiasti MS SpGK.

Penghematan energi tadi bisa dilakukan dengan puasa seperti yang selama ini dilakukan secara agama (makan hanya selepas magrib hingga sebelum subuh), atau hanya menyantap buah dan sayuran. Dengan berpuasa atau menyantap makanan yang mudah dicerna, tubuh tidak menggunakan energi untuk mencerna makanan, tetapi betul-betul untuk membuang racun.

”Sayang, tidak semua orang paham akan makna dan tujuan puasa sesungguhnya. Dengan begitu, ketika lepas dari puasa, mereka kembali ke pola makan semula. Makanan yang masuk tidak diperhatikan jumlah maupun mutunya. Bahkan di saat puasa pun, kita kerap jorjoran di waktu berbuka hingga proses detoks tidak berlangsung sempurna,” tutur ibu tiga anak ini. Jadi menurut Inayah, detoksifikasi merupakan pembuangan racun-racun tubuh dengan cara terbaik memberikan nutrisi yang sesuai untuk sel-sel tubuh.

Asupan nutrisi yang sesuai sangat penting karena sel tubuh mendapatkan suplai makanan dari saluran pencernaan yang dialirkan melalui pembuluh darah ke sel di seluruh tubuh. Praktek untuk melakukan detoks dengan jus buah makin familier di tengah masyarakat.

Menurut ahli terapis organik dari Healthy Choice Kemang dr Angela C Ardhanie, biasanya dia menganjurkan orang yang ingin melakukan detoks menjalani puasa dengan tetap mengonsumsi jus buah dan sayuran. Sesuai prinsip Healthy Choice yang mengedepankan produk organik, maka jus buah dan sayuran yang dipilih berasal dari buah dan sayur organik, yang dijamin tanpa tambahan zat pengawet dan gula